Latest News

EURO TOGEL - EYANG TOGEL - JAYA TOGEL - WIGOBET - SEPAKBOLA CC - AHA BET - SAKTI123 - JAYA POKER - HK INDO - INDO TOGEL - GITAR TOGEL - TOTOBET - RAJASAKONG88 - MACAU442 - JAYA 4D - SPORT 388 - QQ288 - QQ338 - XL BOLA - MILD88 - LUXURY 111 - LUXURY 777 - POKER LOUNGE 99 - ALIENPOKER88 - AUTOPOKER88 - KETUA POKER - KETUA REMI - ROYALFLUSH88 - MASTERPOKER - ASLI4D - ITUDOMINO - ITUCASINO - NALOINDO - JARUMPOKER - AGEN999 - AYOPOKER - GARUDAPOKER - TARUHAN BOLA - RBO BET - POKERSTARS88 - KAYA 303 - DEWA757 - SENTANAPOKER - DOMINO757 - INIDOMINO - ITUDEWA - ITUPOKER - SLOT - LIVE CASINO - SPORT - ARCADE - SABUNG

Selasa, 17 Juli 2018

Di Negara Ini Wanita Mapan & Cantik Sulit Cari Jodoh

Ini penyebabnya mereka kesulitan cari pria.

1xinfo.net - Banyak wanita berpendidikan tinggi di Mongolia mengeluh bahwa mereka kekurangan laki-laki yang memenuhi syarat untuk dijadikan pasangan.

Kondisi ini tentu berbalik 180 derajat dari negara-negara lainnya yang juga menganut sistem patriarki dalam kehidupan masyarakatnya.

Krisis laki-laki ini disebabkan oleh sikap para orang tua di Mongolia yang lebih memprioritaskan pendidikan bagi putri ketimbang putra mereka.

Fenomena ini memang unik untuk warga Mongolia. Karena para orang tua percaya wanita akan lebih memperhatikan mereka di usia tua.

Jika anak perempuan bisa menikmati pendidikan yang tinggi, maka anak laki-laki justru disuruh tinggal di rumah untuk menjaga hewan ternak.

Menurut The Guardian, wanita Mongolia yang berpendidikan kebanyakan tinggal di ibu kota Ulan Bator.

Mereka dengan mudah mencari pekerjaan, tapi sulit mendapatkan laki-laki yang berpendidikan.

Berdasarkan kantor statistik, tingkat pernikahan di Ulan Bator telah turun dari 22,9 per 1.000 orang pada tahun 2007, menjadi hanya 8,9 per 1.000 orang pada tahun 2016.

Sebuah kota dengan populasi 1,5 jiwa di Mongolia bisa memiliki lebih dari 60.000 wanita dibandingkan pria. Jumlah tersebut memang tidak terlihat signifikan secara statistik, tapi perbedaannya sangat kentara di sekolah dan di tempat kerja.

Biasanya, pria yang mereka temui di kedua tempat tersebut sudah menikah. Hampir 40% pria di atas usia 15 tahun di daerah perkotaan sudah menikah dibandingkan dengan wanita yang hanya 32%.

Karena wanita karier Mongolia harus sudah menikah sebelum memasuki usia 29, mencari pasangan pria yang cocok bisa menjadi pekerjaan yang sulit.

Zola (bukan nama sebenarnya) mengatakan dia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari pasangan.

Kini usianya telah mencapai 39 tahun, tapi mantan ekonom itu mengatakan bahwa dia belum juga menemukan pasangan yang cocok.

Padahal dia telah mencoba segala cara, mulai dari bergabung dengan acara kencan dan berkonsultasi dengan seorang dukun. Tetapi tidak ada yang berhasil sejauh ini.

“ Saya hanya mencari pasangan yang peduli dan menerima saya. Saya tidak mencari yang kaya, atau memiliki pendidikan yang sangat bagus. Dia tidak harus sukses. Selama dia baik hati, perhatian dan penyayang. Itu saja,” tambah Zola.

Sementara yang lainnya mengaku sulit menyesuaikan standar mereka. Ada tekanan sosial yang tertanam pada setiap wanita Mongolia untuk menemukan pasangan yang setara.

“ Gadis-gadis muda diajarkan bahwa mereka harus berhasil. Namun setelah menjadi sukses, ternyata tidak ada pasangan yang setara. Ada tekanan sosial untuk menikah tetapi menemukan pasangan yang setara sangat sulit,” kata Alimaa Altangerel, seorang wartawan Mongolia.

Untuk mengatasi kesenjangan yang terbalik ini, banyak klub dan bar di Ulan Bator yang menyelenggarakan acara kencan instan dan pesta berpasangan.

Para pengunjung, baik pria dan wanita, akan mendapatkan pasangan dengan mencocokkan angka acak yang sudah dibagikan.

Sayangnya, dengan peserta yang sebagian besar masih wanita, perburuan pasangan ideal ini tetap menjadi tantangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kami di Facebook